Sebelum masuk ke pembahasan, novel ini adalah buku kedua yang direview di blog ini, dan entah kenapa lagi-lagi karya Leila S. Chudori. Novel ini memiliki latar yang hampir mirip dengan buku Laut Bercerita meskipun memiliki cerita yang jauh berbeda dengan tokoh yang berbeda pula. Nah, mari kita mulai review novel ini.
Awal membaca novel ini, pembaca akan disuguhkan sebuah suasana muram, ditambah ilustrasi bab yang cukup membingungkan dan menarik minat mata untuk menjelajahi makna dibalik gambar unik tersebut.
Hal yang menarik dalam novel ini adalah ketika setiap tokoh memiliki karakter yang khas dan dihidangkan dengan baik oleh penulis sehingga kita cepat akrab dengan dialog maupun tingkah tokoh-tokoh tersebut. Beberapa konflik antar tokoh juga seringkali diselesaikan dengan cara yang tidak terduga, seperti ketika Trimulya teman satu SMA Alam yang dibully oleh geng Denny sehingga dia harus pindah sekolah dan dipertemukan kembali dengan Alam secara tidak terduga.
Tentu saja suasana atau vibes dalam novel tersebut juga tidak boleh dilewatkan. Dengan latar waktu pada tahun 1970-1981 yang sangat kental dengan era Orba ditambah dengan latar belakang keluarga Alam yang merupakan Tapol, membuat perasaan tegang, cemas, resah, takut, marah, dan perasaan depresi lainnya sering muncul dalam novel ini. Tetapi, entah dengan sihir apa penulis dapat memadukan semua itu dengan rasa gembira, senang, cinta, solidaritas, dan rasa saling memiliki, sehingga pembaca selalu memiliki harapan, bahwa Alam pada akhirnya dapat memperoleh haknya sebagai seorang manusia seutuhnya.
Untuk sebagian pembaca yang merupakan pemburu buku sejarah, buku ini juga merupakan sarangnya judul buku, penelitian, hingga istilah dan budaya-budaya yang hits pada masa itu. Tak hanya sampai sana, kritik terhadap pendidikan, politik, serta pola asuh juga tampak cukup ditekankan penulis melalui pola pikir Alam.
Novel ini memiliki berbagai macam pengetahuan yang layak untuk diketahui oleh khalayak umum. Dengan bahasa yang tidak kaku dan alur yang begitu dinamis, novel ini juga bisa menjadi sebuah referensi bagi penulis pemula yang sedang belajar menulis. Selain itu buku ini cukup tebal namun begitu selesai dibaca rasanya buku ini harusnya dibuat dua kali lipat tebal saking menariknya.
Novel Namaku Alam 1 karya Leila S. Chudori ini dicetak pertama kali pada September 2023 oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) dengan tebal ix + 438 halaman dan ukuran 13,5 cm x 20 cm, dengan penyunting: Endah Sulawesi bersama Christina M. Udiani, ilustrasi sampul dan isi oleh Toni Masdiono, desain sampul oleh Aditya Putra, tataletak isi oleh Teguh Erdyan, serta foto penulis oleh Mudita Nanda.
Komentar
Posting Komentar
Beri saya kritik dan saran yang sesuai pada kolom komentar