Baiklah, kali ini buku yang saya review agak berbeda dari biasanya, buku kali ini adalah buku terjemahan dari penulis luar negeri, George Orwell yang lahir di India pada tahun 1903. Buku yang saya baca diterjemahkan dengan sangat baik oleh Landung Simatupang dan diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Dengan tebal buku 397 halaman, saya kira buku ini adalah salah satu buku yang membuat saya menghela napas karena isi bukunya sangat menguras waktu dan pikiran ketika membacanya.
Buku ini menceritakan sebuah kisah di masa depan, masa lalu, dan masa kini. George Orwell menuliskannya pada tahun 1949 dan isinya sangat relevan dengan sejarah yang pernah terjadi (dalam sejarah yang saya tahu karena barang kali sejarah yang saya ketahui bukanlah sejarah yang sebenarnya terjadi), relevan dengan masa kini, dan jika indikasi yang diterangkan dalam buku ini terus muncul maka bukan tidak mungkin di masa depan, realitas dalam buku ini benar-benar akan terjadi.
Ketika saya membaca buku ini di bab pertama, berbagai pertanyaan, kecurigaan, asumsi, dan kebingungan mulai muncul dalam benar saya. Apalagi ketika lingkungan disana diuraikan oleh penulis, banyak kejanggalan yang muncul dan membuat saya bertanya-tanya sejak kapan hal seperti ini mulai terjadi. Selain itu, saya mulai kelelahan dengan banyaknya istilah baru yang saya temukan dalam buku ini dan begitu menuju bagian konflik cerita, banyaknya hal dalam buku ini yang relevan dengan kondisi masa kini.
Setelah saya menyelesaikan buku ini, pikiran saya tidak bisa diam, saya mulai menelusuri hal-hal yang kiranya dapat saya lakukan agar realitas dalam buku ini tidak terjadi di kehidupan nyata. Meskipun harapan saya agak terkhianati dengan ending cerita tapi sepertinya saya cukup puas karena jawaban dalam buku itu bukan akhir atau makna. Jejak, catatan, ingatan, dan keyakinan terhadap sesuatu menurut saya adalah senjata yang paling kuat untuk melawan penguasa setelah saya membaca buku ini.
Saya benar-benar berharap, setiap orang memiliki minat baca dan kemampuan nalar yang cukup untuk memahami buku semacam ini, meskipun saya kira itu adalah sebuah mimpi yang terlalu indah. Setelah membaca buku ini, saya menjadi semakin yakin, buku bukan sekadar jendela dunia, tetapi esensi dunia.
Komentar
Posting Komentar
Beri saya kritik dan saran yang sesuai pada kolom komentar